I L M U |
Arsip |
Katagori |
I L M U |
Arsip |
Katagori |
Kemana Masa Muda Melangkah?
عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه، رسول اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلم قال : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: اْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دعته امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan ‘Arsy-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata. Mereka adalah pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh besar dalam beribadah kepada Rabbnya, seseorang yang hatinya senantiasa terpaut pada masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah; keduanya berkumpul berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang berkedudukan lagi cantik lalu mengatakan, ‘Sungguh aku takut kepada Allah’, seseorang yang bersedekah lalu merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya, dan orang yang berdzikir kepada Allah di waktu sunyi, lalu berlinanglah air matanya” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim). Pelajaran yang terdapat di dalam hadist: 1- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan ganjaran yang didapatkan oleh pemuda yang tumbuh besar dalam beribadah kepada Rabbnya sebagai bentuk kasih sayang beliau kepada para pemuda, agar mereka semangat menghamba kepada Rabb alam semesta. 2- Bahwa salah satu golongan orang yang mendapatkan naungan ‘Arsy Allah pada hari akhir adalah pemuda yang tumbuh besar dalam beribadah kepada Rabbnya. Pada hari itu, manusia dikumpulkan di padang Mahsyar. Matahari didekatkan sedekat satu mil dari mereka, sehingga manusia berkeringat, hingga keringat tersebut menenggelamkan mereka sesuai dengan amalan masing-masing ketika di dunia ini. Maka, betapa beruntungnya orang-orang yang mendapatkan naungan ‘Arsy Allah saat itu, karena demikian panas terasa. 3- Bahwa maknanya adalah pemuda yang saat masa muda, kebaikannya lebih banyak dan keburukannya lebih sedikit dibandingkan dengan pemuda lain yang tumbuh tidak dalam ketaatan kepada Allah. Lalu saat-saat tuanya dan akhir hidupnya, iapun taat kepada Rabbnya. 4- Bahwa maknanya adalah pemuda yang terdidik dalam ketaatan kepada Allah. Sejak kecilnya ia tumbuh berkembang di atas ketaatan tersebut, sehingga ketika sampai usia muda, ia disibukkan dengan ketaatan, bahkan ia habiskan waktu mudanya dalam ketaatan kepada Rabbnya. Hingga iapun diganjar dengan mendapatkan naungan ‘Arsy Allah pada hari Akhir, karena langgengnya dalam menjaga diri dan mengendalikan hawa nafsu agar tidak berbuat sesuatu yang menyelisihi perintah Rabbnya. Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an : - Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok utusan Allah yang paling semangat dalam mendidik para pemuda. Beliau memiliki kasih sayang yang sangat besar terhada umat ini. Beliau tidak ingin sedikitpun mereka terluput dari kebaikan. لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ “Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kaum kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (keimanan dan kebaikan) bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin” (At-Taubah: 128)
0 Comments
Makruh Minum dengan Berdiri
عن أبى هريرةُ رضي اللّه تعالى عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: لَا يَشْرَبَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ قَائِمًا (أخرجه مسلم) Dari Abū Hurairah radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu, beliau berkata: Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Janganlah sekali-kali seorang dari kalian minum dalam kondisi berdiri”. [HR Imam Muslim] Pelajaran yang terdapat di dalam hadist: 1- Perlu diketahui bahwa minum sambil duduk tetap diperintahkan karena mengingat adanya larangan minum sambil berdiri. 2- Sedangkan hadits lain menyebutkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam minum air zam-zam sambil berdiri. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu anhuma berkata, سَقَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ زَمْزَمَ فَشَرِبَ قَائِمًا “Aku memberi minum kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari air zam-zam, lalu beliau minum sambil berdiri” [HR. Bukhari no. 1637 dan Muslim no. 2027] Mayoritas ulama menganggap bahwa hadits terakhir di atas menunjukkan bolehnya minum seperti itu. Bahkan dalam hadits yang lain disebutkan bahwa beliau minum juga sambil berdiri selain pada air zam-zam. Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata, رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَشْرَبُ قَائِمًا وَقَاعِدًا “Aku pernah melihat Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- minum sambil berdiri, begitu pula pernah dalam keadaan duduk” [HR. Tirmidzi no. 1883 dan beliau mengatakan hadits ini hasan shahih] 3- Dalam Syarh Shahih Muslim, Imam Nawawi menjelaskan, setelah menyebutkan hadits-hadits yang membicarakan minum sambil berdiri bahwa hadits-hadits tersebut tidaklah bermasalah dan tidak ada yang dhoif, bahkan seluruhnya shahih. Pemahaman yang tepat, hadits yang menyebutkan larangan minum sambil berdiri menunjukkan makruhnya. Sedangkan hadits yang membicarakan cara minum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil berdiri menunjukkan bolehnya. Jadi kedua macam hadits tersebut tak saling kontradiksi. Demikiam penjelasan Imam Nawawi. 4- Kesimpulan yang lebih baik, tidak ada anjuran minum air zam-zam atau minum air yang yang lainnya sambil berdiri. Keadaan yang baik saat minum air tersebut adalah sambil duduk. Sedangkan yang disebutkan kalau beliau minum sambil berdiri adalah menunjukkan kebolehan sebagaimana keterangan Imam Nawawi rahimahullah di atas. Tema hadist yang berkaitan dengan Al-qur'an : 1- Seorang muslim minum sambil berjalan, minum dengan tangan kiri, tanpa berdoa, bahkan menyisakan minuman, hal ini seakan sudah menjadi pemandangan. Bila amal ibadah yang ringan saja sudah ditinggalkan dan disepelekan, bagaimana dengan amalan yang besar pahalanya?? Atau mungkinkah karena hal itu hanya merupakan suatu ibadah yang kecil kemudian kita meninggalkannya dengan alasan kecilnya pahala yang akan kita peroleh يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ “Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul, dan janganlah kamu merusakkan segala amalmu.” (QS. Muhammad 33) 2- Saat ini banyak kita jumpai seorang muslim yang menyepelekan amalan sunnah, namun berlebihan pada perkara yang mubah. Maka perhatikanlah firman Allah Ta’ala, وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ “Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.” (QS. Al-Hayr : 7) Penyakit Hati
عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ مِمَّا أَخْشَى عَلَيْكُمْ شَهَوَاتِ الْغَيِّ في - بُطُونَكُمْ وَفُرُوجَكُمْ وَمُضِلَّاتِ الْأَهْوَاءِ Dari abu Barzata Al Aslamy berkata, bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam : “Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kalian adalah syahwat menyimpang pada nafsu perut dan kemaluan kalian, serta hawa nafsu yang menyesatkan” (HR. Ahmad dan yang lainnya. Dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani di shahih At-Targhib 52). Pelajaran yang terdapat di dalam hadist: 1- Pada kalimat “syahwat menyimpang pada nafsu perut dan kemaluan kalian” menunjukkan kepada fitnah syahwat (kedudukan, harta, wanita, sanjungan, dan yang lainya). 2- Sedangkan pada kalimat “hawa nafsu yang menyesatkan” menunjukkan kepada fitnah syubhat (pemikiran rancu, aliran menyimpang, keyakinan sesat, dan yang lainya). Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an: - Ibnu Qayyim menjelaskan kedua macam penyakit tersebut adalah induk penyakit hati, جِمَاع أمراض القلب هى أمراض الشبهات والشهوات “Induk yang mengumpulkan seluruh penyakit hati itu ada dua syubhat dan syahwat” (Ighatsatul Lahfan). Allah Ta’ala melarang kita mengikuti orang yang mengekor hawa nafsu lagi lalai, وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas” (Al-Kahfi: 28). |